Contoh Artikel Uji Coba
Hari itu, para guru ilmu pengetahuan
alam (IPA) berkumpul di laboratorium. Sebagian menata alat percobaan Melde,
sebagian yang lain mengayunkan bandul matematis. Mereka memulai proses inkuiri,
mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data sampai menalar dan akhirnya
menghasilkan kesimpulkan.
Dengan latar belakang yang sama, para
guru berinisiatif untuk melakukan percobaan secara berkelompok. Mereka
merupakan peserta diklat Guru Pembelajar moda Dalam Jaringan (Daring). Pada
diklat ini, peserta dituntut untuk mengerjakan tugas secara mandiri sesuai
urutan kegiatan. Berhubung tidak semua sekolah memiliki peralatan laboratorium
yang lengkap, peserta bersepakat mengerjakannya di salah satu sekolah.
Guru Pembelajar (GP) merupakan program
yang dicetuskan oleh mantan menteri pendidikan nasional, Anies Baswedan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu guru terutama pada kompetensi
pedagogik dan profesional. Diklat ini dilaksanakan dalam tiga moda, yaitu moda
tatap muka, daring kombinasi dan daring murni. Adapun peserta disesleksi
berdasarkan skor Uji Kompetensi Guru (UKG). Diklat ini dikelompokkan dalam
sepuluh kelompok kompetensi (KK), dimana satu KK setara dengan 32 jam diklat.
Gambar 1. Kegiatan GP Daring Kombinasi di Pemalang |
Sebagai program baru, GP tidak luput
dari pujian dan cibiran. Sebagian guru dan pengamat pendidikan menganggap
program ini hanya menambah beban mengajar saja. Padahal pada saat bersamaan
dilaksanakan pula program pendampingan kurikulum 2013. Di tengah kegamangan
pelaksanaan kurikulum 2013, guru diminta meluangkan sekian waktu untuk
mengerjakan tugas diklat. Sempat muncul di media sosial, guru sampai tidak
punya waktu mengajar karena terlalu sibuk dengan tugas diklat GP. Sebagian yang
lain berpendapat anggaran GP lebih baik disalurkan untuk perbaikan sarana
prasarana sekolah. Meski demikian, banyak pula guru yang akhirnya merasakan
manfaat dari program ini. Salah satunya bagi guru mata pelajaran IPA, program
ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan penguasaan materi. Bagi guru IPA
dengan latar belakang sarjana pendidikan fisika dapat belajar lebih banyak
tentang materi biologi. Demikian sebaliknya.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa
hal yang menjadi poin penting pada program ini. Pertama, Guru Pembelajar
membuka kesempatan guru untuk kembali belajar meningkatkan kompetensi. Sebagai
pengajar, sangat penting bagi guru untuk terus menggali informasi serta inovasi
pembelajaran. Melalui GP, guru dapat mempelajari materi ajar tanpa dibatasi
tempat dan waktu. Meski demikian, butuh kedisiplinan untuk mengatur waktu
sehingga tugas dapat diselesaikan tepat waktu. Sedikit catatan, perlu adanya
penyempurnaan bahan ajar sehingga relevan dengan materi yang diajarkan di
sekolah. Masih ditemukan pula kesalahan pada kunci jawaban tes sumatif yang
perlu diperbaiki.
Kedua,
GP dapat dioptimalkan sebagai alternatif kegiatan pengembangan diri.
Sebagaimana diketahui, kenaikan pangkat/golongan guru mensyaratkan perolehan
nilai pengembangan diri dan publikasi ilmiah dalam jumlah tertentu. Namun,
tidak semua guru mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seminar, workshop atau
diklat sebagai kegiatan pengembangan diri sehingga pada akhirnya guru tersebut
terhambat naik pangkat. Melalui GP, semua guru mendapatkan kesempatan untuk
mengikuti kegiatan pengembangan diri secara terrencana. Terlebih, pada diklat
ini terdapat kelompok kompetensi yang membahasa Penelitian Tindakan Kelas,
sehingga diharapkan membantu guru untuk mendapatkan poin Publikasi Ilmiah.
Ketiga, GP melibatkan banyak pemangku
kepentingan. GP setiap mata pelajaran dikelola oleh masing-masing P4TK. Koordinasi
di lapangan oleh dinas pendidikan sangat diperlukan sehingga menjamin
kelancaran pelaksanaan. Selain itu, diharapkan teknis pelakasanaan ke depan
lebih matang agar tidak terjadi kebingungan pelaksanaan di lapangan.
Sebagai simpulan, GP dapat dinyatakan
sebagai inovasi kegiatan peningkatan mutu guru. Meski terdapat banyak kendala
dalam pelaksanaanya, alangkah baiknya jika program ini dapat dievaluasi
sehingga dapat berjalan lebih baik ke
depannya. Diharapkan peningkatan mutu guru akan berdampak positif pada mutu
pendidikan di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar