Kamis, 13 April 2017

Mengamati Pernafasan Tumbuhan dengan Respirometer

Benarkah tumbuhan bernafas? Pertanyaan ini seringkali dijawab ragu oleh peserta didik kita. Pada hewan dan manusia, proses bernafas tampak nyata. Proses bernafas pada tumbuhan sulit dipahami siswa karena tumbuhan bernapas tidak dengan organ yang kasat mata. Praktikum kali ini akan membuktikan pernafasan pada tumbuhan.
Alat utama yang digunakan dalam praktikum ini yaitu respirometer.


Gambar 1. Respirometer
Alat ini berfungsi untuk mengamati pernafasan pada organisme. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala. Berikut ilustrasi cara kerja respirometer :
Gambar 2. Prinsip kerja Respirometer 

Pada praktikum ini digunakan tiga buah respirometer dan pipet. Bahan yang digunakan yaitu kecambah, serbuk KOH, vaseline, dan larutan eosin/cairan warna. 

Langkah kerja praktikum :
1. Menimbang sejumlah kecambah sebamyak 1 gram, 2 gram dan 3 gram. 
Gambar 3. Menimbang massa kecambah

2. Menyiapkan botol respirometer dengan memasukkan kapas yang sudah dibubuhi serbuk KOH ke dalamnya. 


Gambar 4. Vaseline dan KOH

3. Memasukkan kecambah ke dalam tiga botol respirometer tersebut. Tutup sumbatnya dan oleskan vaselin agar sumbat tertutup rapat. 
Gambar 5. Memasukkan kecambah ke dalam respirometer
Gambar 6. Menutup respirometer dengan vaseline 

4. Meneteskan eosin pada ujung pipa.

Gambar 7. Rangkaian alat percobaan respirometer
Selanjutnya, siswa akan mengumpulkan data jarak yang ditempuh eosin setiap lima menit. Eosin bergerak karena ikut tertarik saat kecambah mengambil oksigen. Karbon dioksida yang dikeluarkan kecambah diikat oleh KOH. Dari data tersebut, akan dihitung kecepatan rata-rata pernafasan untuk setiap sampel massa kecambah. Data tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan kecepatan rata-rata pernafasan dan massa kecambah. Dari percobaan ini disimpulkan kecepatan pernapasan kecambah sebanding dengan massa kecambah.

Pertanyaan dan keadaan yang sering terjadi saat praktikum :
1.     Mengapa eosin tidak bergerak?
Jawab : Kemungkinan sumbat tidak tertutup rapat oleh vaseline, sehingga ada udara masuk.
2. Mengapa pada massa kecambah yang sama, kecepatan pernafasan kecambah antar kelompok tidak sama?


Jawab : kecepatan pernafasan tidak hanya dipengaruhi massa kecambah, tetapi juga usia dan esegaran kecambah.

Petunjuk praktikum dapat diunduh disini (KLIK DISINI)

0 komentar:

Posting Komentar