Selasa, 02 Mei 2017

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Getaran Dengan Metode Inkuiri Terstruktur Pada Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun Pelajaran 2015/2016


Kukuh Sugandi1*
1Guru SMP Negeri 3 Taman Pemalang
* Email: kukuhsugandi@gmail.com

Abstrak.  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode inkuiri terstruktur pada materi getaran kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman sejumlah 34 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2016 di SMP Negeri 3 Taman Kabupaten Pemalang. Indikator kinerja penelitian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan pada aspek prestasi belajar, aktivitas siswa serta aktivitas guru. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuri terstruktur dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan. Nilai rata-rata naik dari kondisi awal sebesar 68,06 menjadi 70,88 pada siklus I dan 82,06 pada siklus II. Tingkat ketuntasan juga naik dari 47,06% pada kondisi awal menjadi 64,71% dan 88,24% pada siklus II. Nilai ini melebihi batas ketuntasan kelas sebesar 85%. Aktivitas siswa naik dari 77% pada siklus I menjadi 93% pada siklus II. Sementara pada aspek aktivitas guru naik dari 82% pada siklus I dan 91% pada siklus II.
Kata kunci : prestasi belajar, materi getaran, inkuiri terstruktur
PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembelajaran IPA sangat beragam di tiap-tiap sekolah tergantung dari kualitas guru, siswa, serta sarana prasarana. Demikian halnya  dengan sekolah yang peneliti ampu, SMP Negeri 3 Taman, pelaksanaan pembelajaran IPA belum berjalan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari segi hasil maupun proses pembelajaran.
Dari segi hasil belajar, nilai yang diperoleh siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Secara umum, setiap kompetensi dasar yang dipelajari belum menunjukkan ketuntasan klasikal yang disyaratkan sekolah yaitu sebesar 85%. Pada setiap kompetensi dasar, sebagian siswa harus mengikuti kegiatan remidial baik secara klasikal maupun individu. Berikut hasil penilaian siswa yang peneliti ampu, kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman, pada kompetensi dasar mendeskripsikan getaran dan gelombang serta parameter-parameternya yang diajarkan pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 :

TABEL 1. Rekap penilaian siswa
Nilai Rerata
68
Nilai Maksimum
90
Nilai Minimum
48
Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
16(47%)
Jumlah siswa yang belum tuntas
18(53%)

Rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, salah satunya rendahnya motivasi belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran, guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Metode ceramah masih dominan digunakan pada pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga masih terpusat pada guru (teacher centered) sehingga aktivitas siswa masih jauh dari cukup. Selain itu, penggunaan media pembelajaran juga masih minim.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu pendekatan saintifik/inkuiri dengan metode inkuiri terstruktur. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan penemuan konsep secara mandiri oleh siswa. Menyesuaikan tahap perkembangan psiologis usia SD-SMP, metode yang sesuai yaitu inkuiri terstruktur, dimana guru masih terlibat sebagai pembimbing dalam penemuan konsep. Melalui pendekatan ini, siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga akan berlangsung menarik karena siswa diasah keterampilan berpikir serta ditantang untuk melakukan hal baru. Dengan demikian, diharapkan terdapat peningkatan motivasi dan pada akhirnya prestasi belajar siswa. Metode ini akan diujikan pada kompetensi dasar mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya, tepatnya pada materi getaran, yang diajarkan di kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.    Apakah metode inkuiri terstruktur dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi getaran pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman tahun pelajaran 2014/2015?
2.    Bagaimana metode inkuiri terstruktur dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman tahun pelajaran 2015/2016?

Penelitian ini bertujuan untuk :
1.  Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar IPA pada materi getaran siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun pelajaran 2015/2016 dengan metode inkuiri terstruktur
2.  Mendekripsikan penggunaan metode inkuiri terstruktur untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi getaran siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun pelajaran 2015/2016
3.  Meningkatkan aktivitas siswa VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun pelajaran 2015/2016 dengan metode inkuiri terstruktur

KAJIAN PUSTAKA

Prestasi Belajar


Prestasi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam kaitannya dengan usaha belajar, berarti prestasi menunjukkan tingkat keberhasilan  siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada waktu tertentu.
Dalam hubungannya dengan IPA, prestasi belajar IPA adalah bukti keberhasilan yang dicapai oleh seseorang siswa dalam mempelajari IPA sesuai dengan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang diukur dengan evaluasi standar. Jadi jika seorang siswa mengerjakan soal/latihan IPA, maka akan diperoleh hasil dalam bidang IPA yang dipelajarinya. Pada penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya dengan indikator sebagai berikut :
1.       Menjelaskan pengertian getaran
2.       Menyebutkan contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari
3.       Mendefinisikan simpangan, amplitudo, periode dan frekuensi pada suatu getaran
4.       Menentukan periode dan frekuensi getaran
5.       Menjelaskan hubungan antara periode dan frekuensi suatu getaran
6.       Mengidentifikasi simpangan, jumlah ayunan, waktu tempuh, frekuensi dan periode pada sebuah ayunan sederhana
7.       Menyelidiki dan menjelaskan pengaruh besarnya simpangan terhadap frekuensi ayunan
8.       Menyelidiki dan menjelaskan pengaruh panjang tali terhadap frekuensi ayunan


Metode Inkuiri Terstruktur

Joyce dan Weil (2000) mengemukakan bahwa inti dari pembelajaran inkuiri adalah melibatkan peserta didik dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan mereka dengan cara penyelidikan (investigasi), membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan meminta mereka merancang cara mengatasi masalah. Melalui inkuiri peserta didik belajar menjadi seorang ilmuwan dalam menyusun pengetahuan. Selain itu, peserta didik belajar menghargai ilmu dan mengetahui keterbatasan pengetahuan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Pembelajaran inkuiri memiliki tingkatan berdasarkan kompleksitas dalam penerapannya.  Banchi dan Bell (2008) mengklasifikasikan inkuiri menjadi empat macam yaitu inkuiri konfirmasi, inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing dan inkuiri terbuka.
Pada inkuiri terstruktur, pertanyaan dan prosedur masih disediakan oleh guru. Namun, peserta didik menghasilkan penjelasan yang didukung oleh bukti yang telah mereka kumpulkan. Inkuiri konfirmasi dan inkuiri terstruktur dianggap inkuiri tingkat rendah, pada umumnya diterapkan di pendidikan tingkat dasar (SD dan SMP). Jenis inkuiri ini penting karena memungkinkan peserta didik secara bertahap mengembangkan kemampuan melakukan inkuiri ke jenjang yang lebih tinggi yaitu inkuiri terbuka.
Tahapan (sintaks) yang digunakan oleh guru dalam merancang pembelajaran berbasis inkuiri menurut Joyce dan Weil (2000)  yaitu (1) Identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah (2) Merencanakan dan memprediksi hasil. (3) Penyelidikan untuk pengumpulan data (4) Interpretasi data dan mengembangkan kesimpulan (5) Melakukan refleksi.

Kerangka Berpikir

Penelitian ini didasarkan pada kondisi awal pembelajaran yaitu rendahnya prestasi belajar IPA materi getaran, aktivitas guru serta aktivitas siswa. Guna memecahkan masalah tersebut, dilakukan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terstruktur. Tindakan tersebut dirancang dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode inkuiri terstruktur memiliki karakteristik melibatkan siswa dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan mereka dengan cara penyelidikan (investigasi), mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan merancang cara mengatasi masalah. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Dengan demikian, diharapkan prestasi siswa juga ikut meningkat setelah dilakukan tindakan.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diajukan suatu hipotesis bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar IPA materi getaran dengan metode inkuiri terstruktur pada siswa kelas VIII H  SMP Negeri 3 Taman Tahun Pelajaran 2015/2016.


METODE PENELITIAN


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun Pelajaran 2014/2015 sejumlah 34 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.  Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 mulai dari bulan Januari sampai bulan Maret 2016. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Taman yang beralamat di Jalan Seroja No.8 Beji Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK). Penelitian ini lebih mengarah kepada proses  dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung  dalam kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas empat tahap yaitu: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengamati/observasi dan (4)  refleksi.
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu prestasi belajar, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Data prestasi belajar dikumpulkan dari hasil ulangan harian materi getaran. Data ini akan dianalisis dari dua aspek, yaitu rata-rata ulangan harian dan tingkat ketuntasan. Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru.
Indikator kinerja keberhasilan penelitian ini yaitu peningkatan nilai rata-rata ulangan harian , ketuntasan klasikal, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Mengacu Kurikulum SMP Negeri 3 Taman, dimana seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar secara individu atau perorangan apabila siswa tersebut telah memperoleh nilai 75. Secara klasikal, setiap kompetensi dasar dinyatakan tuntas jika mencapai ketuntasan kelas minimal 85%. Penelitian ini juga dianggap berhasil jika terdapat oeningkatan skor aktivitas siwa dan aktivitas guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi awal penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa nilai rerata yang diperoleh siswa masih rendah sebesar 68,06 dengan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 48. Jumlah siswa yang tuntas pada kompetensi dasar ini sebanyak 16 siswa atau sekitar 47% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa atau 53%. Angka ini masih jauh dari tingkat ketuntasan klasikal sebesar 85%.

Hasil Penelitian Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 dan 29 Januari 2016. Materi pembelajaran pada siklus I adalah Getaran. Kegiatan penelitian siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Berikut nilai post test yang menggambarkan prestasi belajar siswa dan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I.

TABEL 2. Post test siswa siklus I dan skor aktivitas guru
Nilai Rerata
70,88
Nilai Maksimum
100
Nilai Minimum
30
Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
22 (64,71%)
Jumlah siswa yang belum tuntas
12 (35,29%)
Skor aktivitas guru
82%
Skor aktivitas siswa
77%

Berdasarkan analisis data dan pemantauan selama pembelajaran, ditemukan beberapa kelemahan yang harus diperbaiki dalam siklus selanjutnya, yaitu :
1.       Masih rendahnya ketuntasan pada lima butir indikator pencapaian kompetensi
2.       Masih rendahnya aspek pengumpulan data, diketahui dari kesulitan siswa dalam menghitung frekuensi dan periode
3.       Masih rendahnya aspek interpretasi data, diketahui dari kesulitan siswa pada saat menyusun grafik.
4.       Kondisi pembelajaran secara umum baik, hanya ada beberapa siswa yang belum bersungguh-sungguh pada kegiatan pembelajaran.
Adapun bentuk perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu :
1.      Pada tahap refleksi, perlu ditekankan lagi konsep-konsep esensial pada materi getaran pada siswa
2.      Guru menyederhanakan lembar kerja siswa dengan menghilangkan parameter periode pada praktikum
3.      Guru memberikan arahan dan bimbingan pada saat penyusunan grafik
4.      Guru mengingatkan siswa tersebut untuk lebih bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran

  Hasil Penelitian Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilakukan pada tanggal 2 dan 5 Februari 2016. Materi pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I yaitu getaran. Berikut nilai post test yang menggambarkan prestasi belajar siswa serta tingkat ketercapaian keterampilan proses siswa pada siklus I.

TABEL 3. Post test siswa siklus II dan skor aktivitas guru
Nilai Rerata
82,06
Nilai Maksimum
100
Nilai Minimum
60
Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
30 (88,24%)
Jumlah siswa yang belum tuntas
4   (11,76%)
Skor aktivitas guru
20(91%)
Skor aktivitas siswa
93%

Berdasarkan analisis data, pembelajaran dengan metode inkuiri terstruktur telah memenuhi indikator kinerja hasil penelitian yaitu meningkatkan prestasi belajar dengan nilai tuntas sebanyak 30 siswa. Skor aktivitas guru meningkat dari 82% menjadi 91%.  Skor aktivitas siswa juga meningkat dari 77% menjadi 93%. Dengan hasil ini, tidak diperlukan lagi tindakan lanjutan, cukup dua siklus saja.

Pembahasan

1.    Prestasi Belajar
Prestasi belajar IPA mengalami peningkatan mulai dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II baik dari rata-rata nilai maupun tingkat ketuntasan.
a.       Rata-rata nilai
Pada kondisi awal, rata-rata nilai siswa sebesar 68,06. Pada siklus I rata-rata nilai meningkat menjadi 70,88 atau meningkat 2,82 poin dibandingkan kondisi awal. Pada siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 82,06 atau meningkat 11,18 poin dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

b.      Tingkat ketuntasan
Pada kondisi awal, tingkat ketuntasan siswa sebanyak 16 siswa(47,06%). Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa(64,71%) atau meningkat 17,65% dibandingkan kondisi awal. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 30 siswa(88,24%) atau meningkat 23,53% dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :


Berdasarkan indikator kinerja, penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan klasikal minimal 85%. Mengacu hasil analisis data, nilai rata-rata mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II. Tingkat ketuntasan pada siklus II telah mencapai 88%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan metode inkuiri terstruktur dapat meningkatkan prestasi belajar IPA.


2.    Aktivitas siswa

Pada kondisi awal, diketahui bahwa motivasi belajar siswa rendah salah satunya adalah akibat dari aktivitas pembelajaran yang tidak banyak melibatkan siswa. Guru belum menggunakan metode inkuiri terstruktur. Pada siklus I, guru menggunakan metode inkuiri terstruktur. Rerata aktivitas siswa sebesar 77% dengan da aspek mendapatkan skor kurang dari 75%. Pada siklus II, guru menggunakan metode inkuiri terstruktur dengan penyempurnaan tindakan pada beberapa tahap kegiatan. Rerata aktivitas siswa naik menjadi 93% atau meningkat 18% dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

3.    Aktivitas guru
Pada kondisi awal, aktivitas guru tidak teramati. Guru belum menggunakan metode inkuiri terstruktur. Pada siklus I, guru menggunakan metode inkuiri terstruktur. Skor aktivitas guru sebesar 18 poin atau 82%. Pada siklus ii, guru menggunakan metode inkuiri terstruktur dengan penyempurnaan tindakan pada beberapa tahap kegiatan. Skor aktivitas guru mencapai 22 poin atau 91% atau meningkat 9% dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :


Hasil analisis data aktivitas guru sesuai dengan indikator kinerja yang mensyaratkan keberhasilan penelitian pada peningkatan skor aktivitas guru.

PENUTUP

Simpulan

Penerapan metode inkuiri terstruktur dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi getaran pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman pada tahun pelajaran 2015/2016 ditandai dengan :
1.      Nilai rata-rata naik dari kondisi awal sebesar 68,06 menjadi 70,88 pada siklus I dan 82,06 pada siklus II.
2.      Tingkat ketuntasan juga naik dari 47,06% pada kondisi awal menjadi 64,71% dan 88,24% pada siklus II. Nilai ini melebihi batas ketuntasan kelas sebesar 85%.
3.      Aktivitas siswa naik dari 77% pada siklus I menjadi 93% pada siklus II.

Saran


Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Kepala sekolah agar mendorong guru untuk mengembangkan profesionalitas guru dalam pembelajaran yang efektif dan efisien. 
2.      Mendorong setiap guru untuk mengadakan penelitian tindakan kelas agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Max. 2001. Belajar Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press
Radyan Bagus. Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale. https://bagusdwiradyan.wordpress.com (Artikel 6 Juli 2014)
Siti Zubaidah dkk. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan  Alam untuk SMP/MTs  Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Winkel, W.S.1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo



Makalah ini telah diseminarkan dalam Seminar PTK MGMP IPA Kabupaten Pemalang, Sabtu 1 April 2017 di SMP Negeri 3 Taman

0 komentar:

Posting Komentar