Kukuh Sugandi1*
1Guru SMP Negeri 3 Taman
Pemalang
*
Email: kukuhsugandi@gmail.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui
metode inkuiri
terstruktur pada materi getaran kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Sampel penelitian adalah
siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman
sejumlah 34 orang. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2016 di SMP Negeri 3
Taman Kabupaten Pemalang. Indikator
kinerja penelitian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu nilai rata-rata dan
tingkat ketuntasan pada aspek prestasi belajar, aktivitas siswa serta aktivitas
guru. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan metode inkuri terstruktur dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa ditandai
dengan peningkatan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan. Nilai rata-rata naik
dari kondisi awal sebesar 68,06 menjadi 70,88 pada siklus I dan 82,06 pada
siklus II. Tingkat ketuntasan juga naik dari 47,06% pada kondisi awal menjadi
64,71% dan 88,24% pada siklus II. Nilai ini melebihi
batas ketuntasan kelas sebesar 85%. Aktivitas siswa naik dari 77%
pada siklus I menjadi 93% pada siklus II. Sementara pada aspek aktivitas guru
naik dari 82% pada siklus I dan 91% pada siklus II.
Kata kunci : prestasi
belajar, materi getaran, inkuiri terstruktur
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pembelajaran IPA sangat
beragam di tiap-tiap sekolah tergantung dari kualitas guru, siswa, serta sarana
prasarana. Demikian halnya dengan
sekolah yang peneliti ampu, SMP Negeri 3 Taman, pelaksanaan pembelajaran IPA
belum berjalan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari segi hasil maupun proses
pembelajaran.
Dari
segi hasil belajar, nilai yang diperoleh siswa belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Secara umum, setiap kompetensi dasar yang dipelajari belum
menunjukkan ketuntasan klasikal yang disyaratkan sekolah yaitu sebesar 85%.
Pada setiap kompetensi dasar, sebagian siswa harus mengikuti kegiatan remidial
baik secara klasikal maupun individu. Berikut hasil penilaian siswa yang peneliti ampu,
kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman, pada kompetensi dasar mendeskripsikan getaran
dan gelombang serta parameter-parameternya yang diajarkan pada semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016 :
TABEL 1. Rekap penilaian siswa
Nilai Rerata
|
68
|
Nilai Maksimum
|
90
|
Nilai Minimum
|
48
|
Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan
|
16(47%)
|
Jumlah siswa yang belum
tuntas
|
18(53%)
|
Rendahnya
prestasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, salah satunya rendahnya
motivasi belajar siswa. Dari
segi proses pembelajaran, guru belum menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materi. Metode ceramah masih dominan digunakan pada
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga masih terpusat pada guru (teacher centered) sehingga aktivitas
siswa masih jauh dari cukup. Selain itu, penggunaan media pembelajaran juga
masih minim.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran IPA yaitu pendekatan saintifik/inkuiri dengan metode inkuiri
terstruktur. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan penemuan konsep secara mandiri oleh siswa. Menyesuaikan tahap
perkembangan psiologis usia SD-SMP, metode yang sesuai yaitu inkuiri
terstruktur, dimana guru masih terlibat sebagai pembimbing dalam penemuan
konsep. Melalui pendekatan ini, siswa akan terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga akan berlangsung menarik karena siswa
diasah keterampilan berpikir serta ditantang untuk melakukan hal baru. Dengan
demikian, diharapkan terdapat peningkatan motivasi dan pada akhirnya prestasi
belajar siswa. Metode ini akan diujikan pada kompetensi dasar mendeskripsikan
konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya, tepatnya pada materi
getaran, yang diajarkan di kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Semester 2 Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.
Apakah metode inkuiri terstruktur dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA materi getaran pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman
tahun pelajaran 2014/2015?
2.
Bagaimana metode inkuiri terstruktur dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman
tahun pelajaran 2015/2016?
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar
IPA pada materi getaran siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun pelajaran
2015/2016 dengan metode inkuiri terstruktur
2. Mendekripsikan penggunaan metode inkuiri
terstruktur untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi getaran siswa
kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun pelajaran 2015/2016
3. Meningkatkan aktivitas siswa VIII H SMP Negeri
3 Taman Tahun pelajaran 2015/2016 dengan metode inkuiri terstruktur
KAJIAN PUSTAKA
Prestasi Belajar
Prestasi merupakan suatu
istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan seseorang setelah
melakukan usaha tertentu. Dalam kaitannya dengan usaha belajar, berarti
prestasi menunjukkan tingkat keberhasilan
siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada waktu tertentu.
Dalam hubungannya dengan
IPA, prestasi belajar IPA adalah bukti keberhasilan yang dicapai oleh seseorang
siswa dalam mempelajari IPA sesuai dengan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan
yang diukur dengan evaluasi standar. Jadi jika seorang siswa mengerjakan
soal/latihan IPA, maka akan diperoleh hasil dalam bidang IPA yang
dipelajarinya. Pada penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah
tingkat keberhasilan siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan konsep getaran
dan gelombang serta parameter-parameternya dengan indikator sebagai berikut :
1.
Menjelaskan
pengertian getaran
2.
Menyebutkan
contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari
3.
Mendefinisikan
simpangan, amplitudo, periode dan frekuensi pada suatu getaran
4.
Menentukan
periode dan frekuensi getaran
5.
Menjelaskan
hubungan antara periode dan frekuensi suatu getaran
6.
Mengidentifikasi
simpangan, jumlah ayunan, waktu tempuh, frekuensi dan periode pada sebuah
ayunan sederhana
7.
Menyelidiki
dan menjelaskan pengaruh besarnya simpangan terhadap frekuensi ayunan
8.
Menyelidiki
dan menjelaskan pengaruh panjang tali terhadap frekuensi ayunan
Metode Inkuiri Terstruktur
Joyce
dan Weil (2000) mengemukakan bahwa inti dari pembelajaran inkuiri adalah
melibatkan peserta didik dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan
mereka dengan cara penyelidikan (investigasi), membantu mereka mengidentifikasi
masalah konseptual atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan meminta
mereka merancang cara mengatasi masalah. Melalui inkuiri peserta didik belajar
menjadi seorang ilmuwan dalam menyusun pengetahuan. Selain itu, peserta didik
belajar menghargai ilmu dan mengetahui keterbatasan pengetahuan dan
ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Pembelajaran
inkuiri memiliki tingkatan berdasarkan kompleksitas dalam penerapannya. Banchi dan Bell (2008) mengklasifikasikan
inkuiri menjadi empat macam yaitu inkuiri konfirmasi, inkuiri
terstruktur, inkuiri terbimbing dan inkuiri terbuka.
Pada inkuiri terstruktur, pertanyaan dan prosedur masih disediakan oleh
guru. Namun, peserta didik menghasilkan penjelasan yang didukung oleh bukti
yang telah mereka kumpulkan. Inkuiri konfirmasi dan
inkuiri terstruktur dianggap inkuiri tingkat rendah, pada umumnya diterapkan di
pendidikan tingkat dasar (SD dan SMP). Jenis inkuiri ini penting karena
memungkinkan peserta didik secara bertahap mengembangkan kemampuan melakukan
inkuiri ke jenjang yang lebih tinggi yaitu inkuiri terbuka.
Tahapan (sintaks)
yang digunakan oleh guru dalam merancang pembelajaran berbasis inkuiri menurut
Joyce dan Weil (2000) yaitu (1) Identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah (2) Merencanakan dan memprediksi hasil. (3) Penyelidikan untuk pengumpulan data (4) Interpretasi data dan mengembangkan kesimpulan (5) Melakukan refleksi.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini didasarkan pada kondisi awal pembelajaran yaitu
rendahnya prestasi belajar IPA materi getaran, aktivitas guru serta aktivitas
siswa. Guna memecahkan masalah tersebut, dilakukan tindakan dengan menggunakan
metode pembelajaran inkuiri terstruktur. Tindakan tersebut dirancang dalam
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode
inkuiri terstruktur memiliki karakteristik melibatkan siswa dalam masalah
penyelidikan nyata dengan menghadapkan mereka dengan cara penyelidikan
(investigasi), mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam
wilayah investigasi, dan merancang cara mengatasi masalah. Metode ini
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Dengan
demikian, diharapkan prestasi siswa juga ikut meningkat setelah dilakukan
tindakan.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diajukan suatu hipotesis bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar IPA materi getaran dengan metode inkuiri terstruktur pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP
Negeri 3 Taman Tahun Pelajaran 2014/2015 sejumlah 34 siswa yang terdiri atas 16
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016
mulai dari bulan Januari sampai bulan Maret 2016. Penelitian ini dilaksanakan
di SMP Negeri 3 Taman yang beralamat di Jalan Seroja No.8 Beji Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang.
Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK). Penelitian ini lebih
mengarah kepada proses dalam kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung dalam
kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas empat tahap yaitu: (1)
merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengamati/observasi dan (4) refleksi.
Pada
penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu prestasi belajar, aktivitas guru
dan aktivitas siswa. Data prestasi belajar dikumpulkan dari hasil ulangan
harian materi getaran. Data ini akan dianalisis dari dua aspek, yaitu rata-rata
ulangan harian dan tingkat ketuntasan. Data aktivitas guru diperoleh dari
lembar observasi kegiatan guru.
Indikator
kinerja keberhasilan penelitian ini yaitu peningkatan nilai rata-rata ulangan
harian , ketuntasan klasikal, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Mengacu
Kurikulum SMP Negeri 3 Taman, dimana seorang siswa dikatakan telah mencapai
ketuntasan belajar secara individu atau perorangan apabila siswa tersebut telah
memperoleh nilai 75. Secara klasikal, setiap kompetensi dasar dinyatakan
tuntas jika mencapai ketuntasan kelas minimal 85%. Penelitian ini juga dianggap
berhasil jika terdapat oeningkatan skor aktivitas siwa dan aktivitas guru.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi awal penelitian
dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa nilai rerata
yang diperoleh siswa masih rendah sebesar 68,06 dengan nilai maksimum 90 dan
nilai minimum 48. Jumlah siswa yang tuntas pada kompetensi dasar ini sebanyak
16 siswa atau sekitar 47% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa atau
53%. Angka ini masih jauh dari tingkat ketuntasan klasikal sebesar 85%.
Hasil Penelitian Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 dan 29 Januari
2016. Materi pembelajaran pada siklus I adalah Getaran. Kegiatan penelitian
siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi
serta refleksi. Berikut nilai post test yang menggambarkan prestasi belajar
siswa dan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I.
TABEL 2. Post test siswa
siklus I dan skor aktivitas guru
|
|
Nilai
Rerata
|
70,88
|
Nilai
Maksimum
|
100
|
Nilai
Minimum
|
30
|
Jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan
|
22 (64,71%)
|
Jumlah
siswa yang belum tuntas
|
12 (35,29%)
|
Skor aktivitas guru
|
82%
|
Skor aktivitas siswa
|
77%
|
Berdasarkan analisis data dan pemantauan selama
pembelajaran, ditemukan beberapa kelemahan yang harus diperbaiki dalam siklus
selanjutnya, yaitu :
1.
Masih rendahnya ketuntasan pada lima butir
indikator pencapaian kompetensi
2.
Masih rendahnya aspek pengumpulan data, diketahui
dari kesulitan siswa dalam menghitung frekuensi dan periode
3.
Masih rendahnya aspek interpretasi data, diketahui
dari kesulitan siswa pada saat menyusun grafik.
4.
Kondisi pembelajaran secara umum baik, hanya ada
beberapa siswa yang belum bersungguh-sungguh pada kegiatan pembelajaran.
Adapun
bentuk perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu :
1.
Pada tahap refleksi, perlu ditekankan lagi
konsep-konsep esensial pada materi getaran pada siswa
2.
Guru menyederhanakan lembar kerja siswa dengan
menghilangkan parameter periode pada praktikum
3.
Guru memberikan arahan dan bimbingan pada saat
penyusunan grafik
4.
Guru mengingatkan siswa tersebut untuk lebih
bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran
Hasil Penelitian Siklus II
Penelitian
tindakan kelas pada siklus II dilakukan pada tanggal 2 dan 5 Februari 2016.
Materi pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I yaitu getaran. Berikut
nilai post test yang menggambarkan prestasi belajar siswa serta tingkat
ketercapaian keterampilan proses siswa pada siklus I.
TABEL 3. Post test siswa siklus
II dan skor aktivitas guru
|
|
Nilai
Rerata
|
82,06
|
Nilai
Maksimum
|
100
|
Nilai
Minimum
|
60
|
Jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan
|
30 (88,24%)
|
Jumlah
siswa yang belum tuntas
|
4
(11,76%)
|
Skor aktivitas guru
|
20(91%)
|
Skor aktivitas siswa
|
93%
|
Berdasarkan
analisis data, pembelajaran dengan metode inkuiri terstruktur telah memenuhi
indikator kinerja hasil penelitian yaitu meningkatkan prestasi belajar dengan
nilai tuntas sebanyak 30 siswa. Skor aktivitas guru meningkat dari 82% menjadi
91%. Skor aktivitas siswa juga meningkat
dari 77% menjadi 93%. Dengan hasil ini, tidak diperlukan lagi tindakan
lanjutan, cukup dua siklus saja.
Pembahasan
1. Prestasi Belajar
Prestasi
belajar IPA mengalami peningkatan mulai dari kondisi awal, siklus I hingga
siklus II baik dari rata-rata nilai maupun tingkat ketuntasan.
a.
Rata-rata nilai
Pada
kondisi awal, rata-rata nilai siswa sebesar 68,06. Pada siklus I rata-rata
nilai meningkat menjadi 70,88 atau meningkat 2,82 poin dibandingkan kondisi
awal. Pada siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 82,06 atau meningkat
11,18 poin dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut :
b.
Tingkat ketuntasan
Pada kondisi awal, tingkat ketuntasan siswa sebanyak 16
siswa(47,06%). Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa(64,71%)
atau meningkat 17,65% dibandingkan kondisi awal. Pada siklus II jumlah siswa
yang tuntas mencapai 30 siswa(88,24%) atau meningkat 23,53% dibandingkan siklus
I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Berdasarkan indikator kinerja, penelitian ini dinyatakan
berhasil jika terjadi peningkatan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan
klasikal minimal 85%. Mengacu hasil analisis data, nilai rata-rata mengalami
peningkatan dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II. Tingkat ketuntasan
pada siklus II telah mencapai 88%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan metode
inkuiri terstruktur dapat meningkatkan prestasi belajar IPA.
2.
Aktivitas siswa
Pada
kondisi awal, diketahui bahwa motivasi belajar siswa rendah salah satunya
adalah akibat dari aktivitas pembelajaran yang tidak banyak melibatkan siswa.
Guru belum menggunakan metode inkuiri terstruktur. Pada siklus I, guru
menggunakan metode inkuiri terstruktur. Rerata aktivitas siswa sebesar 77%
dengan da aspek mendapatkan skor kurang dari 75%. Pada siklus II, guru
menggunakan metode inkuiri terstruktur dengan penyempurnaan tindakan pada
beberapa tahap kegiatan. Rerata aktivitas siswa naik menjadi 93% atau meningkat
18% dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik
berikut :
3.
Aktivitas guru
Pada
kondisi awal, aktivitas guru tidak teramati. Guru belum menggunakan metode
inkuiri terstruktur. Pada siklus I, guru menggunakan metode inkuiri
terstruktur. Skor aktivitas guru sebesar 18 poin atau 82%. Pada siklus ii, guru
menggunakan metode inkuiri terstruktur dengan penyempurnaan tindakan pada beberapa
tahap kegiatan. Skor aktivitas guru mencapai 22 poin atau 91% atau meningkat 9%
dibandingkan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Hasil analisis data aktivitas guru sesuai dengan indikator kinerja yang mensyaratkan keberhasilan penelitian pada peningkatan skor aktivitas guru.
PENUTUP
Simpulan
Penerapan metode inkuiri terstruktur dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA materi getaran pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Taman pada
tahun pelajaran 2015/2016 ditandai dengan :
1.
Nilai rata-rata naik dari kondisi awal sebesar
68,06 menjadi 70,88 pada siklus I dan 82,06 pada siklus II.
3.
Aktivitas siswa naik dari 77% pada siklus I
menjadi 93% pada siklus II.
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Kepala sekolah agar mendorong guru untuk mengembangkan profesionalitas guru
dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.
Mendorong setiap guru untuk mengadakan penelitian tindakan kelas agar dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. 2001. Belajar
Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press
Radyan Bagus. Kerucut Pengalaman
(Cone of Experience) Edgar Dale. https://bagusdwiradyan.wordpress.com
(Artikel 6 Juli 2014)
Siti Zubaidah dkk. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Bumi Aksara
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Winkel, W.S.1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Makalah ini telah diseminarkan dalam Seminar PTK MGMP IPA Kabupaten Pemalang, Sabtu 1 April 2017 di SMP Negeri 3 Taman
0 komentar:
Posting Komentar