Minggu, 26 Maret 2017

Pembentukan Bayangan oleh Lensa Cembung

Salah satu sifat cahaya adalah dibiaskan saat merambat diantara dua medium yang berbeda. Pembiasan salah satunya terjadi pada lensa, benda bening yang dibatasi dua permukaan. Dalam kehidupan sehari-hari, lensa banyak dimanfaatkan pada alat kacamata, mikroskop, teleskop dan alat optik lainnya. Bahkan, setiap manusia memiliki lensa berupa mata. Oleh karena itu, penting sekali kita mempelajari gejala-gejala pada lensa.
Percobaan pembentukan bayangan oleh lensa cembung
Pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari pembentukan bayangan pada lensa. Tujuan praktikum yaitu menentukan sifat dan kedudukan bayangan dibentuk lensa cembung serta menyelidiki hubungan antara jarak benda (S0), jarak bayangan(S1) dan jarak titik api lensa(f). Alat yang digunakan yaitu kit optik dengan rancangan seperti gambar berikut.


Skema percobaan https://blogfisikaku.files.wordpress.com/2011/06/lensa.jpg
Langkah yang dilakukan siswa saat praktikum yaitu mengubah jarak benda dengan menggeser lensa cembung. Kemudian, siswa menggeser layar untuk menentukan bayangan yang paling jelas. Selanjutnya, siswa menentukan sifat bayangan tersebut. Langkah ini dilakukan untuk kedudukan benda selanjutnya, yaitu pada jarak 40cm, 50cm dan 60cm.  


         Materi lensa diajarkan setelah materi pembentukan bayangan pada cermin sehingga siswa sudah mengetahui definisi bayangan nyata dan maya. Di awal praktikum, guru dapat mengajukan pertanyaan tentang bayangan maya dan nyata pada siswa. Konsep ini memang perlu ditekankan terus menerus. Hal lain yang perlu menjadi perhatian guru adalah konsistensi acuan saat mengukur jarak pada rel mekanik. Pada hasil pengamatan, jarak bayangan yang diperoleh tidak sama persis menunjukkan hasil sama dengan perhitungan persamaan. Hal ini perlu dikonfirmasi guru dengan membandingkan hasil yang diperoleh semua kelompok. 

Demikian sedikit ulasan tentang praktikum ayunan sederhana. Petunjuk praktikum dapat diunduh disini(KLIK DISINI)

Sabtu, 18 Maret 2017

Ayunan Sederhana

Siswa melakukan praktikum ayunan sederhana

Praktikum ayunan sederhana dilakukan pada kelas 8 semester 2. Pada praktikum ini, siswa diharapkan mampu mengukur simpangan, menghitung periode dan frekuensi suatu getaran. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu menganalisis hubungan antara simpangan dan frekuensi serta panjang tali dengan frekuensi.


Alat dan bahan yang diperlukan stop watch, statip, benang secukupnya, bandul dan mistar. Secara umum, pelaksanaan praktikum ini cukup sederhana. Terdapat dua sesi praktikum. Pertama, siswa mengubah simpangan dan menghitung frekuensi pada panjang tali yang sama. Kedua, siswa mengubah panjang tali dan menghitung frekuensi pada simpangan yang sama.

Model ayunan sederhana
Kesulitan pada praktikum ini yaitu :

  • Hitungan frekuensi siswa. Hal ini disiasati dengan menghitung ayunan pada waktu yang tetap dan tidak terlalu lama, misal 20 atau 40 detik.
  • Analisis tabel pengamatan siswa. Mengingat siswa belum memahami statistik, deviasi yang tidak signifikan masih dianggap sebagai perbedaan. Hal ini menyebabkan kesimpulan yang diambil salah. Hal ini disiasati dengan membandingkan hasil semua kelompok kemudian dikonfirmasi oleh guru.

Meskipun termasuk praktikum sederhana, hasil yang diperoleh pada praktikum ini menjadi dasar dari materi selanjutnya yaitu bunyi, salah satunya pengetahuan tentang panjang tali dan frekuensi, diterapkan pada hubungan antara panjang senar dan frekuensi yang dihasilkan gitar.

Demikian sedikit ulasan tentang praktikum ayunan sederhana. Petunjuk praktikum dapat diunduh disini(KLIK DISINI) 

Semoga Bermanfaat

Kukuh Sugandi (Guru IPA SMP Negeri 3 Taman)

Jumat, 17 Maret 2017

Asyiknya Praktikum Kemagnetan


Salah satu materi yang dibelajarkan melalui metode eksperimen/praktik adalah kemagnetan. Dalam pembelajaran kali ini, praktik digunakan untuk memantik rasa ingin tahu siswa tentang segala hal yang berkaitan dengan magnet, khususnya tentang teori dasarnya. Praktikum kali ini bersumber Buku Siswa Kurikulum 2013, serta dapat dimodifikasi sesuai ketersediaan alat dan bahan di laboratorium.

Terdapat tiga praktikum yang dilakukan siswa, yaitu :
  1. Sifat Kemagnetan Bahan
  2. Pola Medan Magnet
  3. Membuat Magnet
Praktikum dapat dilakukan dalam 5 jam pelajaran, dengan rincian 3 jam pelajaran untuk praktik dan 2 jam untuk presentasi dan pembahasan. 

Pada pembelajaran yang penulis laksanakan, terdapat hal-hal menarik yang ditemui yaitu :
  1. Siswa antusias melakukan praktikum. Saat praktikum, siswa menemukan suasana pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran di kelas. Siswa juga menunjukkan kesungguhan dan rasa ingin tahu yang lebih besar.
  2. Ketertarikan siswa yang besar menyebabkan aktivitas yang kadang tidak terkendali. Oleh karena itu, guru perlu secara intensif mendampingi dan memantau aktivitas siswa.
  3. Pada praktikum "Sifat Kemagnetan Bahan", masih terdapat apersepsi tentang logam yang dapat ditarik dan tidak dapat ditarik magnet. Pada praktikum ini, hanya dapat dibedakan sifat magnetik dan non magnetik saja, tidak sampai benda feromagnetik, paramagnetik dan diamagnetik.
  4. Pada praktikum "Pola Medan Magnet" siswa takjub dengan pola pasir besi terhadap magnet. Siswa perlu didampingi dalam menggambar pola medan magnet, mengingat arah medan magnet adalah kesepakatan ilmuwan untuk memudahkan pemahaman. pada realitanya, tidak aada arah garis gaya magnet dari kutub utara ke kutub selatan.
  5. Pada praktikum "Membuat Magnet", perlu ditekankan ke siswa kutub-kutub yang diperoleh pada saat membuat magnet. Mengingat indikator kompetensi ini sering keluar di Ujian Nasional.
  6. Pada kesempatan ini, guru meminta siswa untuk mendokumentasikan ;angkah praktikum menggunakan kamera hp, kemudian menyusunnya menjadi kolase. Idealnya, setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil kolasenya, namun karena keterbatasan waktu, kolase hanya dikumpulkan. Ke depan, perlu pengaturan waktu yang lebih baik.
Berikut beberapa foto kolase hasil karya siswa.
Pola Medan Magnet
Membuat Magnet dengan Cara Menggosok
Membuat Magnet dengan Cara Induksi
Membuat Magnet dengan cara Elektromagnet

Demikian sedikit ulasan tentang praktikum kemagnetan yang penulis laksanakan. Lembar petunjuk praktikum dapat diunduh disini(klik disini)

Semoga bermanfaat.

Selasa, 14 Maret 2017

Praktikum Sederhana Induksi Elektromagnetik

Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat dibolak-balik. Ketika Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet, para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821, Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik melalui eksperimen sederhana yaitu menggerakkan magnet keluar masuk kumparan.

Praktikum pada materi ini merupakan meniru percobaan Faraday secara sederhana. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu : baterai, magnet batang, kumparan 500 lilitan dan/atau 1000 lilitan, basicmeter, dan kabel merah biru. Alat tersebut dapat kita temukan di kit magnet. Pada prakteknya, berhubung basicmeter di laboratorium rusak, penulis ganti dengan voltmeter. 

Menurut penulis, materi induksi elektromagnetik merupakan materi yang harus dicobakan ke siswa. Materi ini merupakan materi abstrak karena memancing siswa untuk memahami perubahan energi gerak menjadi energi listrik. Materi ini juga menguji kemampuan analisis siswa untuk membandingkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan induksi. Pemahaman induksi elektromagnetik akan memudahkan pemahaman siswa tentang generator, dinamo dan transformator.
Hal-hal yang perlu menjadi penekanan pada praktikum ini yaitu : 
  1. Perbedaan antara jenis tegangan yang dihasilkan baterai (DC) dan tegangan yang dihasilkan induksi elektromagnetik (AC) dengan melukis grafik kualitatif  hubungan antara tegangan dan waktu. 
  2. Siswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan induksi.
Lembar praktikum dapat diunduh di sini.  (KLIK DISINI)
Demikian. Semoga bermanfaat.

Rabu, 08 Maret 2017

Sabtu, 04 Maret 2017